Pertanyaan Ketika Hendak Berkeluarga

    hendak berkeluarga
  1. Apakah keinginan tersebut semata-mata karena naluri?
    Kita semua ditakdirkan ingin punya anak. Sesuatu yang alami. Karena itu, kita merasa hidup berkeluarga sebagai hal alamiah dan kodrati. Coba tulis pro-kontra rencana kita untuk hidup berkeluarga serta seimbangkan keinginan tersebut dengan hal-hal praktis yang perlu dipertimbangkan.
  2. Apakah orang tua yang mendorong-dorong?
    Kadang keinginan orang tua menjadi kakek-nenek lebih kuat dari keinginan kita sendiri untuk punya anak. Jangan biarkan ambisi mereka mempengaruhi keputusan pribadi. Tanyakan bagaimana mereka akan membantu bila kita benar-benar memutuskan untuk punya anak.
  3. Siap jeda karir?
    Mau mempunyai anak berarti siap mengambil cuti hamil dan cuti melahirkan. Banyak pasangan memutusan bekerja paruh waktu agar juga bisa mengurus anak-anak. Apakah hal seperti itu sejalan dengan rencana karir?
  4. Mampukah kita membiayai?
    Membesarkan anak-anak butuh biaya banyak. Coba tinjau kemampuan keuangan dan pikirkan bagaimana kita akan menopang semua itu. Lebih baik menunda kehamilan dan berusaha menabung terlebih dahulu. Bisa juga langsung punya anak, lalu mengatur hal-hal lain sambil jalan. Tidak ada yang paling benar dalam hal ini.
  5. Sudah ada kamar untuk anak?
    Apakah rumah sudah cocok untuk anak-anak? Bila kita tinggal di rumah petak bertingkat yang hanya punya satu kamar, sebaiknya cari yang lebih luas dari itu. Jarak tempat tinggal dengan sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang akan dibutuhkan anak juga harus jadi pertimbangan. Kita tentu juga akan mencari hal-hal tertentu dari lingkungan saat punya anak.
  6. Sejauh mana kekuatan hubungan kita dengan pasangan?
    Ada pasangan yang ingin punya anak untuk memperbaiki hubungan yang retak, namun biasanya hal seperti itu tidak berjalan mulus. Tanyakan diri sendiri apakah sudah siap mempertahankan hubungan selama 20 tahun ke depan agar bisa menjadi orang tua bagi anak-anak. Ini pertanyaan yang penting.
  7. Apakah akan mudah?
    Bagi pasangan tertentu, hamil mempakan hal mudah. Bagi pasangan lain, itu bisa jadi hal yang sangat sulit. Kita harus siap jika harus menanti bertahun-tahun untuk bisa hamil. Jangan bersedih bila yang dinanti-nantikan tidak kunjung terjadi. Siapkan diri dan mental untuk melewati semua itu.
  8. Apakah hidup kita begitu baik hingga enggan berubah?
    Bila kita sedang sangat menikmati hidup, pekerjaan yang gemilang dan kehidupan sosial yang luar biasa, kehadiran seorang bayi akan mengubah semua itu. Ingat, bila kita masih ingin hidup tanpa anak, itu sama sekali bukan sikap egois. Semuanya soal pilihan.
  9. Bagaimana kalau kembar?
    Bila pasangan kita mempunyai sejarah kembar dalam keluarganya, ada kemungkinan kita akan mempunyai anak kembar. Perawatan-perawatan kesuburan juga bisa menyebabkan kembar lebih dari dua. Siapkah kita punya anak kembar padahal yang diharapkan hanya satu?
  10. Apakah gen kita dan pasangan cocok?
    Ada pasangan yang memutuskan untuk tidak punya anak karena mempunyai kelainan genetis yang bisa menurun kepada anak-anak. Jika kita mempunyai masalah yang sama, sebaiknya membicarakannya dengan dokter ahli sebelum mengambil keputusan apapun.

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails